Kita
telah mengetahui bahwa akar atau sumber Budaya Batak itu bertitik tolak
dari Dalihan Natolu dan parjambaran itu adalah sebagian dari Budaya
Batak.
Suku Batak dahulunya, hidup berkelompok – kelompok (
marga – marga Batak). Masing – masing kelompok itu diikat oleh satu
peraturan yang disebut Adat. Pelaksanaan adat itu tidak sama oleh
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Sebagai contoh, perbedaan
pembagian parjambaran. Itulah yang disebut umpama : Asing dolok asing
duhutna. Asing luat asing uhumna. Walau terdapat perbedaan pelaksanaan
adat itu, namun dasarnya tetap satu yaitu : Dalihan Natolu Paopat
Sihalsihal.
Oleh karena itu marIlah kita amati dahulu sumber Budaya batak itu yaitu Dalihan Natolu.
Dalihan Natolu Paopat Sihalsihal mempunyai makna :
a. Manat mardongan tubu, Elek marboru
b. Somba marhula – hula
c. Denggan mardongan sahuta
Yang menggambarkan :
a. Haha – anggi – dongan tubu satu marga,
b. Boru ( anak perempuan yang kawin dengan lelaki marga lain),
c. Hula – hula ( marga si istri),
d. Dongan Sahuta ( sekarang disebut STM).
Makna dalihan natolu paopat sihal – sihal adalah agar antara yang satu
dengan yang lain saling hormat menghormati, kasih mengasihi dan berlaku
dalam segala aspek kehidupan dalam pelaksanaan Budaya Batak sebagai
diungkap umpama :
Assimun si sada holbung, pege sangka rimpang.
Manimbung rap tu toru, mangangkat rap tu ginjang.
Masiantusan di roha masileanan di jambar.
Dalihan Natolu sebagai penegak keadilan,dalam fungsinya memakai dasar umpama:
Sijujur ni ninggor sitingkos ni mataniari
Parhatian so ra monggal par ninggala sibola tali
Si uhumon do ganup siulahon na so jadi
Umpama tersebut menunjukkan bahwa : Dalihan Natolu bertindak jujur dan
adil dapat terpercaya.Kata-kata jujur,adil dan terpercaya melahirkan
ketulusan hati mengembannya atau mengikutinya sebagai suatu tekad
disebutlah oleh umpama:
Ompu raja dijolo,martungkot salagnudi.
Adat ni ompu naparjolo,taihuthon di pudi’’
Ompu naparjolo i mandok 3 bagian do jambar yaitu:
1. Jambar hata
2. Jambar juhut
3. Jambar hepeng
Untuk perolehan yang tiga jambar tersebut oleh umpama:
Molo siat di parsoburan ingkon siat dipanggagatan
Molo tangkas do partuturan ingkon tangkas do nang diparjambaran
Ketiga jambar itu setiap orang berhak menerimanya,melalui kelompok atau
perorangan.Ketiga jambar ini harus cermat dan teliti pembagiannya.Bila
tidak demikian akan timvul kericuhan dan ketegangan.
a. Perlu kiranya diketahui parjambaran yang disebut ulu ni dengke mulak pada mulanya
(dahulu)
tidak ada dalam adat batak.Asal mula adanya adat parjambaran ulu ni
dengke mulak adalah atas mufakat pihak paranak dan parboru.Dahulunya
bila paranak membuat parjuhut kerbau,maka parboru membuat dengkenya
pinahan lobu. Dengan demikian namargoar ni dengke ma diparanak,
namargoar ni parjuhut diparboru.
Karena sesuatu hal (sebut saja
karena situasi) paranak dan parboru mufakat bahwa dalam pesta itu
(unjuk) satu saja dibuat parjuhut dan dengkenya kerbau, lembu atau
pinahan lobu. Untuk parjambaran digunakanlah yang ada dibagi antara
paranak dan parboru dan jambar yang diterima paranak disebutlah ulu ni
dengke mulak.Jadi jelaslah bahwa adat parjambaran ulu ni dengke mulak
adalah adat yang memang diadatkan.Pembiayan pengaturannya2/3 harga
pajuhut dari paranak 1/3 dari parboru sebagai pengganti harga dengke.
b. Nama bagian dari parjambaran parjuhut:
Namargoar ni jambar dari sigagat duhut
1. Ihur-ihur
2. Panamboli
3. Namarngingi kiri dan kanan
4. Osang
5. Tanggalan
6. Tulan
7. Somba-somba
8. Rusuk (diluar somba-somba)
9. Pohu
10. Ate-ate
11. Pusu-pusu
12. Butuharaja
13. Limpa
14. Pia-pia
15. Sasap
16. Pultahan
Namargoar ni parjambaran dari sigagat duhut lombu sama dengan namargoar
ni parjambaran dari pinahan lobu (babi) juga sama dengan namargoar ni
parjambaraan dari sigagat duhut tetapi dalam sebutannya berbeda yaitu:
1. Ulu parsiamun disebut namarngingi
2. Ulu parhambirang disebut namarsangulan
3. Tanggalan (rukung) disebut aliang
4. Tulan disebut soit
Sebagaimana kita sebut sebelumnya pembagian jambar tidak sama atau
berbeda antara kelompok satu dengan kelompok yang lain atau antara luat
(daerah) yang satu dengan luat (daerah) yang lain. Pembagian jambar juga
tidak sama dengen pengertian berbeda-beda menurut corak daripada ulaon
adat itu atau kita sebut saja pembagian jambar pada ulaon
sari/saurmatua, dan lain-lain
Di daerah Silindung pada ulaon pesta adat terkadang tidak menggunakan
bagian-bagian parjambaran yang tersebut di atas (nama bagian
parjambaran) tetapi hanya memakai dua bagian parjambaran yaitu ihur-ihur
dan uluna, disebut jambar natinutungan. Ihur-ihur jambarnya pihak
parboru dan ulu jambarnya paranak.
Pelaksanaan bagian-bagian jambar pada ulaon adat yang beraneka ragam,gambarannya adalah sebagai berikut:
1. Pada Ulaon Unjuk
a.
Parjuhut kerbau dan dengkenya lembu maka namargoar ni kerbau
kepada parboru dan namargoar ni lembu kepada paranak.Tetapi perlu
diingatkan jambar panombali itu harus dari parjuhut.Kalaupun jambar
panombali dari lembu tinggal pad parboru tidak menjadi masalah.Untuk
tidak menyulitkan pelaksanaannya,jambar panombali kerbau disatukan
dengan parjambatran lembu,panombali lembu disatukan dengan jambar
kerbau.
b. Parjuhut dan dengkenya disatukan dengan sebutan
merjambar ulu ni dengke mulak maka jambar tu paranak,ulu parhambirang
yang disebut ulu ni dengke mulak ditambah dengan yang lain - lainnya.
c. Tata Cara Marbagi Jambar Pada Ulaon Unjuk
1. Jambar Mangihut :parjambaran dibagi atau disampaikan pada yang berhak sewaktu makan bersama disebut jambar mangihut
2.
Jambar Marniadopan:Pada waktu makan bersama pihak paranak
menghadapkan parjambaran kepada parboru.Pembagiannya setelah selesai
makan bersama terlebih dahulu dirumuskan bagian parjambaran untuk
parboru dan untuk paranak.
3. Jambar kepada pihak parboru:
1. Ihur-ihur(Suhut dan hahanggi)
2. Osang(Tulang boru muli)
3. Ulu parsiaman(Tulang ni suhut parboru)
4. Tanggalan(boru)
5. Tulan 2 buah(Parsahutaon dan tulang rorobot)
6. Somba-somba(bona ni arid an hula-hula)
7. Ate-ate(sangap parjambaran)
8. Pohu(dan jambar lain-lainnya manambai jambar tu hula-hula parhara/rombongan)
9. Pia,buruharaja(surung-surung ni parboru)
10. Limpa
11. Rusuk (kepada semua kategori hula-hula dan memenuhi parjambaran yang diperlukan dan lain - lain)
Jambar kepada pihak paranak adalah:
1. Ulu parhambirang = oleh paranak memberikan menjadi jambar hula-hula
2. Panomballi dan 1 pia = jambar paranak serta hahaangki/partubu dan memenuhi
parjambaran lain - lainnya.
3. Tulan 2 buah = jambar dongan sahuta dan yang satunya kepada Tulangnya suhut paranak
4. Tanggalan = jambarnya parboruan
5. Somba-somba = jambarnya bona ni ari
6. Ate-ate = manambah sangapnya jambar tu hula-hula
7. Pohu = Menggenapi parjambaran dan lain-lain
Mengenai
jambar kepada pihak parboru dan paranak kendala yang biasanya timbul
adalah mengenai perbedaan letaknya jambar, antara lain adalah:
Untuk jambar osang ada yang mengatakan jambarnya hula-hula, sedang yang
lain mengatakan jambarnya pamoruan. Demikian juga mengenai ulu
parhambirang ada yang mengatakan jambarnya pamoruan, sedang yang lain
mengatakan jambarnya tulang serta ada juga mengatakan namanya adalah
namarsanggulan bila pinahan lobu diperuntukkan jambarnya pamoruan. Guna
mengatasi perbedaan tersebut diperlukan musyarawah untuk penyelesaiannya
sebelum tiba tanggal pesta unjuk.
Kalaupun dalam pesta unjuk ada jambar somba-somba hal itu adalah karena
terbiasa saja karena menurut adat batak bona ni ari terpanggil hanya
dalam ulaon sari/saurmatua dan pesta marturun dan di waktu itulah
diberikan / berlaku jambar somba-somba.
Pembagian jambar pada pesta untuk terdiri 3 tahapan yaitu :
1 Pihak suhut paranak dan suhut parboru marbagi parjambaran
2. Pihak paranak dan parboru membagikan jambar utama kepada hula-ula dan para famili dan undangan
3. Pihak hula-hula yang menerima jambar dari borunya membagikan jambar tersebut kepada famili dan nahinarannya.
Tag : Parjambaran Di Ulaon Unjuk Dohot Sarimatua / Saurmatua
Related Post : Dalihan Natolu Sumber Hukum Adat Batak, Jenis - Jenis Ulos Batak, Ruma Batak dan Gorga Batak
Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pos kan komentar anda !